[1]
Demi (makhluk-makhluk) yang mencabut (apa yang ditugaskan mencabutnya) dengan cara yang sekasar-kasarnya;
[2]
Dan yang menarik (apa yang ditugaskan menariknya) dengan cara yang selembut-lembutnya;
[3]
Dan demi (makhluk-makhluk) yang cergas bergerak (menerima perintah) dengan gerak yang secergas-cergasnya;
[4]
Lalu masing-masing berlumba-lumba dahulu-mendahului (menjalankan tugasnya) dengan cara yang sesungguh-sungguhnya;
[5]
Serta menyempurnakan tadbir urusan alam yang diperintahkan kepadanya; (sumpah demi sumpah, sesungguhnya kamu akan dibangkitkan hidup semula pada hari kiamat)! -
[6]
Pada masa berlakunya "tiupan sangkakala yang pertama" yang menggoncangkan alam, (sehingga mati segala yang bernyawa dan punah-ranah sekalian makhluk selain dari yang dikecualikan),
[7]
Tiupan yang pertama itu diikuti oleh tiupan yang kedua, (yang menyebabkan orang-orang yang mati semuanya hidup semula serta keluar dari kubur masing-masing);
[8]
Hati (manusia) pada hari itu berdebar-debar takut,
[9]
Pemandangannya tunduk gerun.
[10]
Mereka (yang ingkar) berkata: "Sungguhkah kita akan dikembalikan hidup seperti keadaan di dunia dahulu?
[11]
"Bolehkah (dihidupkan semula) sesudah kita menjadi tulang yang reput?"
[12]
Mereka berkata lagi (secara mengejek: "Kalaulah berlaku) yang demikian, sudah tentu kembalinya kita (hidup semula) itu satu perkara yang merugikan!"
[13]
(Menghidupkan semula tidaklah sukar), kerana berlakunya perkara itu hanyalah dengan satu jeritan (yang terbit dari tiupan sangkakala yang kedua), -
[14]
Yang menyebabkan mereka dengan serta-merta berada di muka bumi yang putih rata.
[15]
Sudahkah sampai kepadamu (wahai Muhammad) perihal Nabi Musa?
[16]
Ketika ia diseru oleh Tuhannya di "Wadi Tuwa" yang suci; -
[17]
(Lalu diperintahkan kepadanya): "Pergilah kepada Firaun, sesungguhnya ia telah melampaui batas (dalam kekufuran dan kezalimannya);
[18]
"Serta katakanlah kepadanya: `Adakah engkau suka hendak mensucikan dirimu (dari kekufuran)?
[19]
`Dan mahukah, aku tunjuk kepadamu jalan mengenal Tuhanmu, supaya engkau merasa takut (melanggar perintahNya)? ' "
[20]
(Setelah Nabi Musa menyempurnakan perintah Tuhannya, dan Firaun pun meminta bukti kebenarannya); maka Nabi Musa memperlihatkan kepada Firaun: mukjizat yang besar.
[21]
Lalu Firaun mendustakan (Nabi Musa) dan menderhaka (kepada Allah);
[22]
Kemudian ia berpaling ingkar sambil menjalankan usahanya (menentang Nabi Musa).
[23]
Lalu ia menghimpunkan orang-orangnya dan menyeru, -
[24]
Dengan berkata: "Akulah tuhan kamu, yang tertinggi".
[25]
Maka Allah menyeksa Firaun di akhirat dan di dunia ini, dengan azab yang menakutkan sesiapa yang mengetahuinya.
[26]
Sesungguhnya yang demikian itu mengandungi pelajaran yang mendatangkan iktibar bagi orang-orang yang takut (melanggar perintah Tuhannya).
[27]
(Wahai golongan yang ingkarkan kebangkitan hidup semula!) Kamukah yang sukar diciptakan atau langit? Tuhan telah membinanya (dengan Kukuh)!
[28]
Ia telah meninggikan bangunan langit itu lalu menyempurnaKannya,
[29]
Dan Ia menjadikan malamnya gelap-gelita, serta menjadikan siangnya terang-benderang.
[30]
Dan bumi sesudah itu dihamparkannya (untuk kemudahan penduduknya), -
[31]
Ia mengeluarkan dari bumi itu: airnya dan tumbuh-tumbuhannya;
[32]
Dan gunung-ganang pula dikukuhkan letaknya (di bumi, sebagai pancang pasak yang menetapnya);
[33]
(Semuanya itu) untuk kegunaan kamu dan binatang-binatang ternak kamu.
[34]
Maka apabila datang hari yang bencananya amat besar, -
[35]
Iaitu hari manusia akan mengingati apa yang telah diusahakannya, -
[36]
Dan neraka diperlihatkan kepada sesiapa sahaja yang dapat melihatnya, -
[37]
Maka (dapatlah masing-masing mengetahui kesudahannya); adapun orang yang melampau (perbuatan derhakanya), -
[38]
Serta ia mengutamakan kehidupan dunia semata-mata, -
[39]
Maka sesungguhnya neraka Jahanamlah tempat kediamannya.
[40]
Adapun orang yang takutkan keadaan semasa ia berdiri di mahkamah Tuhannya, (untuk dihitung amalnya), serta ia menahan dirinya dari menurut hawa nafsu, -
[41]
Maka sesungguhnya Syurgalah tempat kediamannya.
[42]
Mereka (yang ingkar) selalu bertanya kepadamu (wahai Muhammad) tentang hari kiamat: "Bilakah masa datangnya?"
[43]
Apa hubungannya tugasmu dengan (soal) menerangkan masa kedatangan hari kiamat itu?
[44]
Kepada Tuhanmu lah terserah kesudahan ilmu mengenainya.
[45]
Tugasmu hanyalah memberi amaran kepada orang yang takut akan huru-hara hari kiamat itu.
[46]
(Sangatlah dahsyatnya huru-hara hari itu, sehingga orang-orang yang bersalah merasa) pada masa melihatnya: seolah-olah mereka tidak tinggal di dunia melainkan sekadar satu petang atau paginya sahaja.